Sabtu, 13 November 2010

TOKOH PELOPOR DAN PENGGERAK IPNU

M. Sufyan Cholil “Sang Pelopor”

Berdirinya IPNU tidak lepas dari Sosok Tokoh pergerakan muda, yaitu M. Sufyan Cholil, prakarsa berdirinya organisasi yang berdiri pada tanggal 24 Februari 1954, beserta kedua rekannya H. Mustahal dan Abdul Ghoni Farida. merekalah yang mempelopori Ide dan gagasan dalam menyatukan sebuah komunitas pelajar NU yang pada saat itu masih bersifat kedaerahani.

Dari Ide dan gagasan yag menjadi kausalitas kebutuhan para generasi penerus NU itulah, kemudian membentuk semacam wadah untuk mempersatukan komunitas pelajar NU secara keseluruhan, yang awalnya bersifat kedaerahan sehingga setelah diajukan kepada PP Maarif NU. Atas usulan ketiga Rekan tersebut, PP Maarif NU kemudian merespon dan menindaklanjutinya dengan dilaksanakannya Konferensi Besar Maarif NU di Semarang. Permbahasan tersebut mendapat respon yang positif dari para peserta Konferensi Besar Maarif, yang kemudian dari pembahasan tersebut secara aklamasi mengesahkan berdirinya wadah baru bagi pelajar NU di seluruh Indonesia dengan nama IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dengan terpilihnya Tolchah Mansur sebagai ketua IPNU pertama kali.

.
Ismail Makky “Motor Organisasai.


sebagai motor penggerak utama pada pasca awal berdirinya IPNU, sosok Ismail Makky merupakan aktivis yang lincah dan handal, Walaupun pada masa awal IPNU berdiri secara struktur Ismail Makky tidak menempati posisi yang strategis (Ketua Umum/BPH), memang bukan jabatan yang dicari, melainkan pengabdian dalam berproses, namun peran dan kontribusinya pada IPNU, bahwa Beliau adalah sosok organisatoris yang ulet, hingga dipercaya menjadi Ketua Umum hasil Muktamar IV IPNU di Yogyakarta.

Banyak hal-hal baru dalam keorganisasian IPNU yang muncul dari benak Beliau. Salah satunya yang mungkin terpenting adalah Beliaulah yang pertamakali memulai agenda Pekan Olahraga Nasional Pelajar (POR) yang diadakan oleh PP IPNU di Cirebon. POR merupakan ajang unjuk prestasi olahraga bagi para pelajar NU dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Di masa berikutnya POR diganti dengan Porseni dan selalu diadakan bersamaan dalam setiap Kongres IPNU.

Selain POR Ismail Makky juga yang mengawali lahirnya Departemen Perguruan Tinggi di tubuh IPNU. Bagi Ismail Makky adanya Departemen Perguruan Tinggi dalam tubuh IPNU merupakan suatu keharusan. Karena baginya apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka dikhawatirkan potensi mahasiswa-mahasiswa NU yang selama ini belum terwadahi akan menyebar kemana-mana. Dari sinilah kemudian yang kelak akan menjadi embrio bagi lahirnya PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) sebagai wadah bagi mahasiswa-mahasiswa NU

Tidak ada komentar: